Lintang Ramdhani

1433 H











Labels: analog, b/w, Lucky SHD 100, Yashica

M.

Kabut tipis menyelimuti area hutan tempat pondok tuaku berdiri. Matahari masih enggan menampakkan semburat kuningnya. Kursi rotan di atas dermaga nampak kuyup karena hujan semalam. Rumah pohon, secangkir coklat panas, dan sepiring pie labu pun menjadi pilihan yang tepat untuk menemaniku menikmati pagi.

Kakiku melangkah menapaki satu per satu anak tangga hingga sampai di depan pintu rumah pohon yang tak pernah ku kunci. Lama tak disambangi, debu dan sarang laba-laba menjadi begitu akrab dengan tempat ini. Nyaris tak ada bagian yang layak untuk ku singgahi, merebahkan badan atau sekedar menyandarkan pundak. Aku menghampiri jendela yang sebagian kacanya tetutup debu lalu membuka gerendelnya. Hamparan danau terbentang di hadapanku. Bunyi cicit burung terdengar bersahutan, seolah mereka saling berbalas salam selamat pagi. "Pagi yang menyenangkan bukan?", ujarku pada mereka.

Kursi goyang yang terletak si seberang ruangan kutarik menuju dekat jendela. Dengan syal yang terus melilit di leherku, aku membersihkan debu yang menempel di kursi itu, lalu bersandar di atasnya. 

Sambil menikmati coklat panas dan pie labu, mataku menyisir setiap sudut tempat itu. Pandanganku terhenti pada gambar berbingkai yang tergantung di atas kotak perkakas tepat di seberang aku duduk. Kusipitkan mataku, untuk mempertajam pandanganku. Tak perlu waktu lama, aku sudah mampu mengenali rupa di balik bingkai itu. Kertas yang mulai menguning, garis coretan yang terlihat ragu, inisial M di bagian bawah gambar, itu... Sketsa seorang perempuan dengan topeng menutupi wajahnya.

Pikiranku menerawang. Aku ingat betul hari ketika seekor burung berwarna putih dengan gulungan kertas tertambat di kakinya tiba di pondok. Merpati Pos memang selalu bisa diandalkan. Terima kasih, teman.

"Apa kabar?", ujarku dalam hati seraya beranjak dari kursi goyang lalu berjalan mendekati bingkai itu. Kulepaskan dari paku yang menyangganya, lalu mendekapnya seraya berjalan kembali ke kursi. "Apakah pagimu menyenangkan, M?" Aku harap begitu...", senyum menyimpul di bibirku.

_ _ _ _ _
jamban di selatan jakarta | pagi di bulan kelima, 2012
dari L untuk M, melalui ponsel

Menjelang Petang

Labels: analog, Canon EX-Auto, Kodak Gold, Yashica

tujuh-tigapuluh

Labels: digital

1432 H

Labels: analog, b/w, Kodak Gold, Ricoh GX-1, Sanfa ProXL, Yashica

10.10.10 | Summer Breeze

     Tangkil Island, Lampung-Sumatera.
Labels: analog, Fujicolor Superia, Ricoh GX-1

At Sea (We are Nothing)



     (Oktober | 2010)
Labels: analog, Fujicolor Superia, Ricoh GX-1

Evening Memories


Untuk menginterpretasikan frase tersebut ke dalam sebuah konsep karya foto, saya melakukan riset kecil-kecilan dengan subjek beberapa teman. Diawali dengan obrolan ringan yang berujung pada pertanyaan, “Apa yang terbesit dipikiran kalian ketika melihat membaca mendengar frase "evening memories"?”

Satu hal yang terbesit dipikiran saya dan mereka ketika melihat membaca mendengar frase “evening memories” adalah kenangan-kenangan akan masa lalu, tepatnya masa kecil. Masa dimana mimpi dan cita-cita akan masa depan menari liar di dalam imajinasi, berangan tanpa batas, tanpa takut akan terjatuh dan terluka karena mimpi yang tak kunjung nyata.

Setelah hasil riset terkumpul, saya merakitnya menjadi sebuah "big idea" untuk konsep foto saya, yaitu merekam mimpi, lebih tepatnya merekam mimpi-mimpi masa kecil akan masa depan. Karena keterbatasan saya sebagai seorang manusia yang tidak mampu memutar waktu untuk kembali ke moment masa kecil, moment ketika kami saling menuturkan angan akan masa depan, maka saya akan mengajak anak-anak di masa sekarang untuk menceritakan mimpi mereka akan masa depan.  Kemudian saya akan merekam mimpi mereka ke dalam karya foto.
Bagaimana caranya?
Secara random saya akan pergi ke suatu tempat, lalu mengajak salah satu atau dua anak yang saya temui di tempat itu untuk bercerita tentang mimpi-mimpi mereka akan masa depan. Mereka tidak akan bercerita secara lisan tetapi secara visual, melalui coretan-coretan gambar tangan di atas kertas. Proses mereka saat bercerita dan hasil akhir dari cerita mereka itulah yang nantinya akan saya rekam ke dalam karya foto.



p.s:
- dalam proses eksekusi konsep ke dalam karya foto, saya akan menggunakan kamera analog
- untuk alat gambar saya yang mempersiapkan













(dan inilah beberapa cerita mereka tentang mimpi masa depan yang berhasil saya rekam)


Labels: analog, Canon, Fujicolor Superia
Home

Instagram | VSCO Grid

© Lintang Ramdhani | 2013 | All rights reserved.